Kamis, 17 November 2011

Makalah Bahasa Indonesia , IV Kutipan, Catatan kaki, Daftar Pustaka

Makalah Bahasa Indonesia
Kelompok IV
“ Kutipan, Catatan Kaki, dan Daftar Pustaka “






Nama Anggota :

Abdusy Syukur
Aqilla Tasha
Khuriyati Ningsih
Muhammad Ali
Muhammad Sodikin
Nova Nuriati Pratama
Nur Aimi
Nurul Khotimah
Riza Armindyarni
Seftina Lycencia
Tisa Novita Sari
Triadin
Vera Novita



KUTIPAN


1. Pengertian
Kutipan adalah pinjaman pendapat dari seorang pengarang atau seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, majalah, surat kabar, atau dalam bentuk tulisan lainnya, maupun dalam bentuk lisan.

2. Tujuan
Dalam tulisan ilimiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi selalu terdapat kutipan. Kutipan adalah pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut.

Dengan demikian kutipan mempunyai fungsi sebagai :
a.Landasan teori
b.Penguat pendapat orang lain
c.Penjelasan suatu uraian
d.Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu.
3. Prinsip Mengutip
Pengutip tahu bahwa dalam kalimat itu ada kata yang salah, namun pengutip tidak boleh memperbaikinya.

Cara memperbaikinya :
1) ‘Tugas bank antara lain member pinjam [seharusnya, pinjaman, penulis] uang.’
2) ‘Tugas bank antara lain memberi pinjam uang.’
artinya dikutip sesuai dengan aslinya.

Cara 2) ini lebih umum.
b.Menghilangkan bagian kutipan

Dalam kutipan diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna.

4. Jenis Kutipan
a.Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks asli.
b.Kutipan tak langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil inti sarinya saja.
c.Kutipan pada catatan kaki.
d.Kutipan atas ucapan lisan.
e.Kutipan dalam kutipan.
f. Kutipan langsung dalam materi.

5. Penulisan Sumber Kutipan :

1. Tanpa footnote
a. Jika nama pengarang ditulis mendahului kutipan, maka cara penulisan : Nama pengarang (Tahun Penerbitan : Nomor Halaman)
Contoh : Pengertian Interasi menurut Randolf (1984:154) adalah “Pengulangan aktivitas untuk mencapai aktivitas yang optimal.”

b. Jika nama pengarang ditulis setelah selesai kutipan, maka cara penulisan. Nama pengarang (Tahun Penerbitan: Nomor Halaman).
Contoh : Interasi adalah pengulangan untuk ... “ (Howard, 2001:154)
c. Jika sumber kutipan merujuk sumber lain, maka cara penulisan : Nama penemu (Nama yang menjelaskan, Tahun penerbitan: Nomor Halaman).
Contoh : (Ali Franklin, 1998:150) mengemukakan pengertian dokat adalah “...”
Dalam contoh ini, Ali adalah orang yang mengemukakan teori dokat, tetapi kutipan tentang penjelasan teori dokat diambil dari buku Franklin, bukan dari buku yang ditulis Ali.
d. Jika penulis terdiri dari atas dua orang, maka nama kedua penulis harus disebutkan. Jika penulis lebih dari dua orang maka hanya penulis pertama disebutkan dan diikuti oleh et.al.
Contoh : Romosdo dan Junior (1996:450) mengemukakan “...”
Hezron, et.al.(1997:121) menyatakan “...”
e. Jika kutipan terdiri dari beberapa buku dengan penulis yang sama dan juga tahun yang sama, maka cara penulisannya adalah dengan membutuhkan huruf a,b,c,dst. Secara alphabet dibelakang tahun penerbitan.
Contoh : Julius (1987a:121) berpendapat bahwa “...”



CATATAN KAKI



Definisi & Pengertian Umum Catatan Kaki / Foot Note

Catatan kaki adalah keterangan yang dicantumkan pada margin bawah pada halaman buku. Catatan kaki biasanya dicetak dengan huruf lebih kecil daripada huruf di dalam teks guna menambahkan rujukan uraian di dalam naskah pokok. Catatan kaki untuk artikel yang diambil dari internet, cantumkan nama pengarang, judul artikel, tuliskan online (dalam kurung) diikuti alamat situsnya, seperti http:/ www.ed.gov./... yang memudahkan pembaca untuk mengakses sumber tersebut.

Jenis & Contoh Catatan Kaki / Foot Note
Sekarang kita akan mempelajari pencantuman sumber kutipan pola konvensional. Cara pencantuman sumber kutipan dengan menggunakan pola konvensional, yaitu menggunakan catatan kaki atau foot note.

Perhatikan contoh penggunaan catatan kaki yang digunakan pada buku Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer karya Jujun Suriamiharja berikut! Perhatikan pula nomor pada teks dan keterangan sumbernya pada catatan kaki.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ilmu dan Moral

Penalaran otak orang itu luar biasa, demikian simpulan ilmuwan kerbau dalam makalahnya, namun mereka itu curang dan serakah ... .1) Adapun sebodoh-bodoh umat kerbau, sungguh menggelitik nurani kita. Benarkah bahwa makin cerdas maka makin pandai kita menemukan kebenaran, makin benar maka makin baik pula perbuatan kita? Apakah manusia yang mempunyai penalaran tinggi, lalu makin berbudi sebab moral mereka dilandasi analisis yang hakiki, ataukah malah sebaliknya: makin cerdas maka makin pandai pula kita berdusta? Menyimak masalah ini, ada baiknya kita memperhatikan imbauan Profesor Ace Partadiredja dalam pidato pengukuhannya selaku guru besar ilmu ekonomi di Universitas Gajah Mada, yang mengharapkan munculnya ilmu ekonomi yang tidak mengajarkan keserakahan?2)

...............................................................
1) Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980.
2) Kompas, 25 Mei 1981.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Bagi penulis, penggunaan catatan kaki ini sedikit lebih merepotkan dibandingkan dengan cara Harvard karena harus mengatur ruang pada bagian bawah halaman untuk tempat catatan kaki. Akan tetapi, bagi pembaca catatan kaki ini sangat memudahkan mengetahui sumber tanpa harus melihat daftar pustaka yang letaknya di bagian akhir buku.

Catatan kaki untuk buku dimulai dengan nama pengarang diikuti koma, judul buku (ditulis dengan huruf awal kapital dan dicetak tebal atau dicetak miring), nomor seri, jilid dan nomor cetakan (kalau ada), kota penerbit (diikuti titik dua), nama penerbit (diikuti koma), dan tahun penerbitan (ditulis dalam kurung dan diakhiri dengan titik).

Catatan kaki untuk artikel dan majalah dimulai dengan nama pengarang, judul artikel, nama majalah, nomor majalah jika ada, tanggal penerbitan, dan nomor halaman. Jika dari sumber yang sama dikutip lagi, pada catatan kaki ditulis ibid. (singkatan dari ibidum) yang artinya sama persis sumbernya dengan catatan kaki di atasnya. Jadi mirip dengan idem atau sda. Untuk sumber yang telah disisipi sumber lain, digunakan istilah op. cit. (singkatan dari opere citato). Untuk sumber dari majalah dan koran yang telah disisipi sumber lain digunakan istilah loc. cit. (singkatan dari loco citato).

Perhatikan contoh berikut!

.........................................................
2 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar (Jakarta: Depdikbud, 1988), hal. 18.
3 Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif (Bandung: Sinar Baru, 1986), hal. 25
4 Ibid., hal. 15
5 Ratna Wilis Dahar, op.cit., hal. 17

Catatan kaki di atas menunjukkan bahwa sumber nomor 4 sama dengan sumber nomor 3. Sumber nomor 5 sama dengan nomor 2.

Sistematika penulisan
1. Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
2. Catatan kaki diketik berspasi satu.
3. Diberi nomor.
4. Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
5. Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
6. Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
7. Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
8. Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
9. Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
10. Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
11. Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.
12. Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.
13. Sumber yang lengkap tercantum di dalam daftar kepustakaan. Untuk skripsi/teks sumber dinyatakan dalam bentuk catatan kaki.

1. Fungsi Catatan Kaki
Catatan kaki dicantumkan sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku, sebagai penghargaan terhadap karya orang lain.

2. Pemakaian
Catatan kaki dipergunakan sebagai :
a) pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum di dalam reks atau sebagai petunjuk sumber;
b) tempat memperluas pembahasan yang diperlukan tetapi tidak relevan jika dimasukkan di dalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula;
c) referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan;
d) tempat menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang lain.

3. Penomoran
Penomoran catatan kaki dilakukan dengan menggurakan angka Arab (1, 2 dan seterusnya) di belakang bagian yang diberi catatan kaki, agak ke atas sedikit tanpa memberikan tanda baca apapun. Nomor itu dapat berurut untuk setiap halaman, setiap bab, atau seluruh tulisan.

4. Penempatan
Catatan kaki dapat ditempatkan langsung di belakang bagian yang diberi keterangan ( catatan kaki langsung) dan diteruskan dengan teks.
Contoh
Peranan dan tugas kaum pria berbeda dengan dan peranan tugas kaum wanita. Sehubungan dengan, hal itu, Margaret Mead (1935) berdasarkan penelitiannya di beberapa masyarakat di Papua Nuguini, menyatakan bahwa perbedaan itu tidak semata-mata berdasarkan perbedaan jenis kelamin saja, melainkan berhubungan erat dengan kondisi sosial-budaya lingkungannya. 1
Margaret Mead, Sex and Temperament in Three Primitive Societies (New York : The American Library, 1950), pp.
Karena kondisi sosial budaya, mungkin berubah dan berkembang, maka peranan dan tugas itu juga mungkin berubah bertukar atau bergeser.
Antara catatan kaki dengan teks dipisahkan dengan garis sepanjang baris.
Cara yang lebih banyak dilakukan ialah dengan meletakkannya pada bagian bawah (kaki) halaman atau pada akhir setiap bab.

5. Unsur-unsur Catatan Kaki
A. Untuk Buku
1) Nama pengarang (editor, penterjemah), ditulis dalam urutan biasa, diikuti koma (.).
2) Judul buku, ditulis dengan huruf kapital (kecuali kata-kata tugas), digarisbawahi.
3) Nama atau nomor seri, kalau ada.
4) Data publikasi :
(a) Jumlah jilid, kalau ada
(b) Kota penerbitan, diikuti titik dua ditulis
(c) Nama penerbit, diikuti koma di antara.
(d) Tahun penerbitan. tanda kurung
5) Nomor jilid kalau perlu.
6) Nomor halaman diikuti titik (.)
B. Untuk Artikel dalm Majalah/Berkala
1) Nama pengarang.
2) Judul artikel, di antara tanda kutip (“...”).
3) Nama majalah, digarisbawahi.
4) Nomor majalah jika ada.
5) Tanggal penerbitan.
6) Nomor halaman.

6. Catatan Kaki Singkat
(A) Ibid. (Singkatan dari Ibidum, artinya sama dengan di atas), untuk catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya. Ditulis dengan huruf besar, digarisbawahi, diikuti titik (.) dan koma (,) lalu nomor halaman.
(B) op.cit. (Singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah dikutip), dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya : nama pengarang, op.cit nomor halaman.
(C) loc.cit. (Singkatan dari. loco citato, artinya tempat yang telah dikutip), seperti di atas tetapi dari halaman yang sama : nama pengarang loc.cit (tanpa nomor halaman).


DAFTAR PUSTAKA



A. Penulisan Daftar Pustaka

1. Daftar pustaka
Daftar pustaka disusun menurut urutan abjad nama belakang penulis pertama. Daftar pustaka ditulis dalam spasi tunggal. Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah spasi. Baris pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam. Contoh
halaman Daftar Pustaka tercantum di Lampiran 14.

2. Penulisan pustaka:

a. Pustaka dalam bentuk Buku dan Buku Terjemahan :

- Buku :
Penulis, tahun, judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada), edisi (jika ada),nama penerbit dan kota penerbit
.
- Buku Terjemahan :
Penulis asli, tahun buku terjemahan, judul buku terjemahan (harus ditulis miring), volume (jika ada), edisi (jika ada), (diterjemahkan oleh : nama penerjemah),nama penerbit terjemahan dan kota penerbit terjemahan.

- Artikel dalam Buku :
Penulis artikel, tahun, judul artikel (harus ditulis miring), nama editor, judul buku (harus ditulis miring),volume (jika ada), edisi (jika ada), nama penerbit dan kota penerbit.

b. Pustaka dalam bentuk artikel dalam majalah ilmiah :
Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (harus ditulis miring sebagai singkatan resminya), nomor, volume dan halaman.


c. Pustaka dalam bentuk artikel dalam seminar ilmiah :

- Artikel dalam prosiding seminar:
Penulis, tahun, judul artikel, Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring), kota seminar.

- Artikel lepas tidak dimuat dalam prosiding seminar:
Penulis, tahun, judul artikel, Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring), kota seminar, dan tanggal seminar.

d. Pustaka dalam bentuk Skripsi/tesis/disertasi :
Penulis, tahun, judul skripsi, Skripsi/tesis/Disertasi (harus ditulis miring), nama fakultas/program pasca sarjana, universitas, dan kota.

e. Pustaka dalam bentuk Laporan penelitian :
Peneliti, tahun, judul laporan penelitian, nama laporan penelitian (harus ditulis miring), nama proyek penelitian, nama institusi, dan kota.

f. Pustaka dalam bentuk artikel dalam surat kabar :
Penulis, tahun, judul artikel, nama surat kabar (harus ditulis miring), nama surat kabar, tanggal terbit dan halaman.

g. Pustaka dalam bentuk Dokumen paten :
Penemu, tahun, judul paten (harus ditulis miring), paten negara, Nomor.

h. Pustaka dalam bentuk artikel dalam internet
(tidak diperkenankan melakukan sitasi artikel dari internet yang tidak ada nama penulisnya) :
- Artikel majalah ilmiah versi cetakan :
Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (harus ditulis miring sebagai singkatan resminya), nomor, volume dan halaman.



- Artikel majalah ilmiah versi online
Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah ((harus ditulis miring sebagai singkatan resminya), nomor, volume, halaman dan alamat website.

- Artikel umum
Penulis, tahun, judul artikel, alamat website (harus ditulis miring), diakses tanggal ……...

CATATAN :
a. Nama penulis lebih dari satu kata
Jika nama penulis terdiri atas 2 nama atau lebih, cara penulisannya menggunakan nama keluarga atau nama utama diikuti dengan koma dan singkatan nama-nama lainnya masing masing diikuti titik.
Contoh : Soeparna Darmawijaya ditulis : Darmawijaya, S.
Shepley L. Ross ditulis : Ross, S. L.

b. Nama yang diikuti dengan singkatan
Nama utama atau nama keluarga yang diikuti dengan singkatan, ditulis sebagai nama yang menyatu.
Contoh : Mawardi A.I. ditulis : Mawardi, A.I.
William D. Ross Jr., ditulis Ross Jr., W.D.

c. Nama dengan garis penghubung
Nama yang lebih dari dua kata tetapi merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dirangkai dengan garis penghubung.
Contoh : McDouglas ditulis: McDouglas, R.
Hassan El-Bayanu ditulis: El-Bayanu, H.
Edwin van de Sart ditulis: van de Sart, E.

d. Penulisan gelar kesarjanaan
Gelar kesarjanaan dan gelar lainnya tidak boleh dicantumkan dalam penulisan nama, kecuali dalam ucapan terima kasih atau prakata.


e. Gunakan istilah “anonim” untuk referensi tanpa nama penulis

f. Dalam daftar pustaka, semua nama penulis harus dicantumkan tidak boleh menggunakan dkk. atau et al.


Contoh Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1992, HyperchemTM Release 3 for Windows : Manual, Autodesk Inc., Tulsa.

Boyce, W., and Diprima, R., 1977, Elementary Differential Equations and Boundary
Value Problems, 3rd ed., Wiley, New York.

Bourbaki, N., 1966, Elements of Mathematics: General Topology, PartI, Addison-
Wesley Publishing Company, Paris.

Bowers, JR. N. L., Gerber, H.U., Hickman, J.C., Jones, D.A., and Nesbitt, C.J., 1997,
Actuarial Mathematics, The Society of Actuaries, Illinois.

Brauer, F. and Castillo-Chavez, C., 2001, Mathematical Models in Population
Biology and Epidemiology, Springer-Verlag, Inc., New York, New York.

Cheney, W., 2001, Analysis for Applied Mathematics, Springer, New York.

Dai, L., 1989, Lecture Notes in Control and Information Sciences: Singular Control
System, Springer-Verlag, Inc., New York.

Durbin, J.R., 1979, Modern Algebra: An Introduction, John Wiley & Sons, Inc.,
Canada.

Hirsch, M. and Smale, S., 1974, Differential Equations, Dynamical Systems, and
Linear Algebra, Academic Press, Inc., London.

Horn, R. A. and Johnson, C. R., 1999, Matrix Analysis, Cambridge University Press,
Cambridge.

Husna, A., 2002, Sistem Linear dan Beberapa Aplikasinya, Skripsi, Jurusan
Matematika FMIPA UGM, Yogyakarta.

Lang, S., 1997, Undergraduate Analysis, Springer-Verlag, Inc., New York.

Lee P.Y., 1989, Lanzhou Lectures on Henstock Integration, World Scientific,
Singapore.

Lee P.Y. & Výborný, R., 2000, The Integral: An Easy Approach after Kurzweil and
Henstock, Cambridge University Press, Cambridge.

Leung, D.H. and Tang, W., 2000, Functions of Baire Class One,
http://www.arXiv:math.CA/0005013v1, 2 May 2000, diakses 12 Nopember
2007.

Malik, S.C. and Arora, S., 1992, Mathematical Analysis, 2nd. Edition, John Wiley &
Sons, New York.

Nagle, R. K., Saff, E. B., and Snider, A. D., 2004, Fundamentals of Differential
Equations and Boundary Value Problems, Pearson Education Inc., Boston.
Nayfeh, A. H. and Balachandran, B., 1995, Applied Nonlinear Dynamics: Analytical, Computational, and Experimental Methods, John Wiley and Sons, Inc., New York.

Pochet, Y. and Wolsey, L. A., 2006, Production Planning by Mixed Integer Programming, Springer, USA.

Ross, S.L., 1984, Differential Equations, John Wiley and Sons, Inc., Singapore.

Salmah, 2006, Aplikasi Permainan Dinamis Linear Kuadratis Sistem Deskriptor pada Interaksi Fiskal di EMU, Prosiding Konferensi Nasional Matematika XIII UNNES, 24 – 27 Juli 2006, hlm. 815 – 821.

Widodo, 2006, Asymptotical Stability of Frobenius-Perron Operator Induced by
Expanding Piecewise Linear Function, Journal of the Indonesian
Mathematical Society, Vol. 12 No. 1, April 2006, pp. 73 – 82.
Sumber :
Google.com

Makalah Bahasa Indonesia , IV Kutipan, Catatan kaki, Daftar Pustaka

Makalah Bahasa Indonesia
Kelompok IV
“ Kutipan, Catatan Kaki, dan Daftar Pustaka “






Nama Anggota :

Abdusy Syukur
Aqilla Tasha
Khuriyati Ningsih
Muhammad Ali
Muhammad Sodikin
Nova Nuriati Pratama
Nur Aimi
Nurul Khotimah
Riza Armindyarni
Seftina Lycencia
Tisa Novita Sari
Triadin
Vera Novita



KUTIPAN


1. Pengertian
Kutipan adalah pinjaman pendapat dari seorang pengarang atau seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, majalah, surat kabar, atau dalam bentuk tulisan lainnya, maupun dalam bentuk lisan.

2. Tujuan
Dalam tulisan ilimiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi selalu terdapat kutipan. Kutipan adalah pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut.

Dengan demikian kutipan mempunyai fungsi sebagai :
a.Landasan teori
b.Penguat pendapat orang lain
c.Penjelasan suatu uraian
d.Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu.
3. Prinsip Mengutip
Pengutip tahu bahwa dalam kalimat itu ada kata yang salah, namun pengutip tidak boleh memperbaikinya.

Cara memperbaikinya :
1) ‘Tugas bank antara lain member pinjam [seharusnya, pinjaman, penulis] uang.’
2) ‘Tugas bank antara lain memberi pinjam uang.’
artinya dikutip sesuai dengan aslinya.

Cara 2) ini lebih umum.
b.Menghilangkan bagian kutipan

Dalam kutipan diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna.

4. Jenis Kutipan
a.Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks asli.
b.Kutipan tak langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil inti sarinya saja.
c.Kutipan pada catatan kaki.
d.Kutipan atas ucapan lisan.
e.Kutipan dalam kutipan.
f. Kutipan langsung dalam materi.

5. Penulisan Sumber Kutipan :

1. Tanpa footnote
a. Jika nama pengarang ditulis mendahului kutipan, maka cara penulisan : Nama pengarang (Tahun Penerbitan : Nomor Halaman)
Contoh : Pengertian Interasi menurut Randolf (1984:154) adalah “Pengulangan aktivitas untuk mencapai aktivitas yang optimal.”

b. Jika nama pengarang ditulis setelah selesai kutipan, maka cara penulisan. Nama pengarang (Tahun Penerbitan: Nomor Halaman).
Contoh : Interasi adalah pengulangan untuk ... “ (Howard, 2001:154)
c. Jika sumber kutipan merujuk sumber lain, maka cara penulisan : Nama penemu (Nama yang menjelaskan, Tahun penerbitan: Nomor Halaman).
Contoh : (Ali Franklin, 1998:150) mengemukakan pengertian dokat adalah “...”
Dalam contoh ini, Ali adalah orang yang mengemukakan teori dokat, tetapi kutipan tentang penjelasan teori dokat diambil dari buku Franklin, bukan dari buku yang ditulis Ali.
d. Jika penulis terdiri dari atas dua orang, maka nama kedua penulis harus disebutkan. Jika penulis lebih dari dua orang maka hanya penulis pertama disebutkan dan diikuti oleh et.al.
Contoh : Romosdo dan Junior (1996:450) mengemukakan “...”
Hezron, et.al.(1997:121) menyatakan “...”
e. Jika kutipan terdiri dari beberapa buku dengan penulis yang sama dan juga tahun yang sama, maka cara penulisannya adalah dengan membutuhkan huruf a,b,c,dst. Secara alphabet dibelakang tahun penerbitan.
Contoh : Julius (1987a:121) berpendapat bahwa “...”



CATATAN KAKI



Definisi & Pengertian Umum Catatan Kaki / Foot Note

Catatan kaki adalah keterangan yang dicantumkan pada margin bawah pada halaman buku. Catatan kaki biasanya dicetak dengan huruf lebih kecil daripada huruf di dalam teks guna menambahkan rujukan uraian di dalam naskah pokok. Catatan kaki untuk artikel yang diambil dari internet, cantumkan nama pengarang, judul artikel, tuliskan online (dalam kurung) diikuti alamat situsnya, seperti http:/ www.ed.gov./... yang memudahkan pembaca untuk mengakses sumber tersebut.

Jenis & Contoh Catatan Kaki / Foot Note
Sekarang kita akan mempelajari pencantuman sumber kutipan pola konvensional. Cara pencantuman sumber kutipan dengan menggunakan pola konvensional, yaitu menggunakan catatan kaki atau foot note.

Perhatikan contoh penggunaan catatan kaki yang digunakan pada buku Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer karya Jujun Suriamiharja berikut! Perhatikan pula nomor pada teks dan keterangan sumbernya pada catatan kaki.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ilmu dan Moral

Penalaran otak orang itu luar biasa, demikian simpulan ilmuwan kerbau dalam makalahnya, namun mereka itu curang dan serakah ... .1) Adapun sebodoh-bodoh umat kerbau, sungguh menggelitik nurani kita. Benarkah bahwa makin cerdas maka makin pandai kita menemukan kebenaran, makin benar maka makin baik pula perbuatan kita? Apakah manusia yang mempunyai penalaran tinggi, lalu makin berbudi sebab moral mereka dilandasi analisis yang hakiki, ataukah malah sebaliknya: makin cerdas maka makin pandai pula kita berdusta? Menyimak masalah ini, ada baiknya kita memperhatikan imbauan Profesor Ace Partadiredja dalam pidato pengukuhannya selaku guru besar ilmu ekonomi di Universitas Gajah Mada, yang mengharapkan munculnya ilmu ekonomi yang tidak mengajarkan keserakahan?2)

...............................................................
1) Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980.
2) Kompas, 25 Mei 1981.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Bagi penulis, penggunaan catatan kaki ini sedikit lebih merepotkan dibandingkan dengan cara Harvard karena harus mengatur ruang pada bagian bawah halaman untuk tempat catatan kaki. Akan tetapi, bagi pembaca catatan kaki ini sangat memudahkan mengetahui sumber tanpa harus melihat daftar pustaka yang letaknya di bagian akhir buku.

Catatan kaki untuk buku dimulai dengan nama pengarang diikuti koma, judul buku (ditulis dengan huruf awal kapital dan dicetak tebal atau dicetak miring), nomor seri, jilid dan nomor cetakan (kalau ada), kota penerbit (diikuti titik dua), nama penerbit (diikuti koma), dan tahun penerbitan (ditulis dalam kurung dan diakhiri dengan titik).

Catatan kaki untuk artikel dan majalah dimulai dengan nama pengarang, judul artikel, nama majalah, nomor majalah jika ada, tanggal penerbitan, dan nomor halaman. Jika dari sumber yang sama dikutip lagi, pada catatan kaki ditulis ibid. (singkatan dari ibidum) yang artinya sama persis sumbernya dengan catatan kaki di atasnya. Jadi mirip dengan idem atau sda. Untuk sumber yang telah disisipi sumber lain, digunakan istilah op. cit. (singkatan dari opere citato). Untuk sumber dari majalah dan koran yang telah disisipi sumber lain digunakan istilah loc. cit. (singkatan dari loco citato).

Perhatikan contoh berikut!

.........................................................
2 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar (Jakarta: Depdikbud, 1988), hal. 18.
3 Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif (Bandung: Sinar Baru, 1986), hal. 25
4 Ibid., hal. 15
5 Ratna Wilis Dahar, op.cit., hal. 17

Catatan kaki di atas menunjukkan bahwa sumber nomor 4 sama dengan sumber nomor 3. Sumber nomor 5 sama dengan nomor 2.

Sistematika penulisan
1. Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
2. Catatan kaki diketik berspasi satu.
3. Diberi nomor.
4. Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
5. Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
6. Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
7. Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
8. Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
9. Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
10. Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
11. Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.
12. Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.
13. Sumber yang lengkap tercantum di dalam daftar kepustakaan. Untuk skripsi/teks sumber dinyatakan dalam bentuk catatan kaki.

1. Fungsi Catatan Kaki
Catatan kaki dicantumkan sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku, sebagai penghargaan terhadap karya orang lain.

2. Pemakaian
Catatan kaki dipergunakan sebagai :
a) pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum di dalam reks atau sebagai petunjuk sumber;
b) tempat memperluas pembahasan yang diperlukan tetapi tidak relevan jika dimasukkan di dalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula;
c) referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan;
d) tempat menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang lain.

3. Penomoran
Penomoran catatan kaki dilakukan dengan menggurakan angka Arab (1, 2 dan seterusnya) di belakang bagian yang diberi catatan kaki, agak ke atas sedikit tanpa memberikan tanda baca apapun. Nomor itu dapat berurut untuk setiap halaman, setiap bab, atau seluruh tulisan.

4. Penempatan
Catatan kaki dapat ditempatkan langsung di belakang bagian yang diberi keterangan ( catatan kaki langsung) dan diteruskan dengan teks.
Contoh
Peranan dan tugas kaum pria berbeda dengan dan peranan tugas kaum wanita. Sehubungan dengan, hal itu, Margaret Mead (1935) berdasarkan penelitiannya di beberapa masyarakat di Papua Nuguini, menyatakan bahwa perbedaan itu tidak semata-mata berdasarkan perbedaan jenis kelamin saja, melainkan berhubungan erat dengan kondisi sosial-budaya lingkungannya. 1
Margaret Mead, Sex and Temperament in Three Primitive Societies (New York : The American Library, 1950), pp.
Karena kondisi sosial budaya, mungkin berubah dan berkembang, maka peranan dan tugas itu juga mungkin berubah bertukar atau bergeser.
Antara catatan kaki dengan teks dipisahkan dengan garis sepanjang baris.
Cara yang lebih banyak dilakukan ialah dengan meletakkannya pada bagian bawah (kaki) halaman atau pada akhir setiap bab.

5. Unsur-unsur Catatan Kaki
A. Untuk Buku
1) Nama pengarang (editor, penterjemah), ditulis dalam urutan biasa, diikuti koma (.).
2) Judul buku, ditulis dengan huruf kapital (kecuali kata-kata tugas), digarisbawahi.
3) Nama atau nomor seri, kalau ada.
4) Data publikasi :
(a) Jumlah jilid, kalau ada
(b) Kota penerbitan, diikuti titik dua ditulis
(c) Nama penerbit, diikuti koma di antara.
(d) Tahun penerbitan. tanda kurung
5) Nomor jilid kalau perlu.
6) Nomor halaman diikuti titik (.)
B. Untuk Artikel dalm Majalah/Berkala
1) Nama pengarang.
2) Judul artikel, di antara tanda kutip (“...”).
3) Nama majalah, digarisbawahi.
4) Nomor majalah jika ada.
5) Tanggal penerbitan.
6) Nomor halaman.

6. Catatan Kaki Singkat
(A) Ibid. (Singkatan dari Ibidum, artinya sama dengan di atas), untuk catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya. Ditulis dengan huruf besar, digarisbawahi, diikuti titik (.) dan koma (,) lalu nomor halaman.
(B) op.cit. (Singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah dikutip), dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya : nama pengarang, op.cit nomor halaman.
(C) loc.cit. (Singkatan dari. loco citato, artinya tempat yang telah dikutip), seperti di atas tetapi dari halaman yang sama : nama pengarang loc.cit (tanpa nomor halaman).


DAFTAR PUSTAKA



A. Penulisan Daftar Pustaka

1. Daftar pustaka
Daftar pustaka disusun menurut urutan abjad nama belakang penulis pertama. Daftar pustaka ditulis dalam spasi tunggal. Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah spasi. Baris pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam. Contoh
halaman Daftar Pustaka tercantum di Lampiran 14.

2. Penulisan pustaka:

a. Pustaka dalam bentuk Buku dan Buku Terjemahan :

- Buku :
Penulis, tahun, judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada), edisi (jika ada),nama penerbit dan kota penerbit
.
- Buku Terjemahan :
Penulis asli, tahun buku terjemahan, judul buku terjemahan (harus ditulis miring), volume (jika ada), edisi (jika ada), (diterjemahkan oleh : nama penerjemah),nama penerbit terjemahan dan kota penerbit terjemahan.

- Artikel dalam Buku :
Penulis artikel, tahun, judul artikel (harus ditulis miring), nama editor, judul buku (harus ditulis miring),volume (jika ada), edisi (jika ada), nama penerbit dan kota penerbit.

b. Pustaka dalam bentuk artikel dalam majalah ilmiah :
Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (harus ditulis miring sebagai singkatan resminya), nomor, volume dan halaman.


c. Pustaka dalam bentuk artikel dalam seminar ilmiah :

- Artikel dalam prosiding seminar:
Penulis, tahun, judul artikel, Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring), kota seminar.

- Artikel lepas tidak dimuat dalam prosiding seminar:
Penulis, tahun, judul artikel, Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring), kota seminar, dan tanggal seminar.

d. Pustaka dalam bentuk Skripsi/tesis/disertasi :
Penulis, tahun, judul skripsi, Skripsi/tesis/Disertasi (harus ditulis miring), nama fakultas/program pasca sarjana, universitas, dan kota.

e. Pustaka dalam bentuk Laporan penelitian :
Peneliti, tahun, judul laporan penelitian, nama laporan penelitian (harus ditulis miring), nama proyek penelitian, nama institusi, dan kota.

f. Pustaka dalam bentuk artikel dalam surat kabar :
Penulis, tahun, judul artikel, nama surat kabar (harus ditulis miring), nama surat kabar, tanggal terbit dan halaman.

g. Pustaka dalam bentuk Dokumen paten :
Penemu, tahun, judul paten (harus ditulis miring), paten negara, Nomor.

h. Pustaka dalam bentuk artikel dalam internet
(tidak diperkenankan melakukan sitasi artikel dari internet yang tidak ada nama penulisnya) :
- Artikel majalah ilmiah versi cetakan :
Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (harus ditulis miring sebagai singkatan resminya), nomor, volume dan halaman.



- Artikel majalah ilmiah versi online
Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah ((harus ditulis miring sebagai singkatan resminya), nomor, volume, halaman dan alamat website.

- Artikel umum
Penulis, tahun, judul artikel, alamat website (harus ditulis miring), diakses tanggal ……...

CATATAN :
a. Nama penulis lebih dari satu kata
Jika nama penulis terdiri atas 2 nama atau lebih, cara penulisannya menggunakan nama keluarga atau nama utama diikuti dengan koma dan singkatan nama-nama lainnya masing masing diikuti titik.
Contoh : Soeparna Darmawijaya ditulis : Darmawijaya, S.
Shepley L. Ross ditulis : Ross, S. L.

b. Nama yang diikuti dengan singkatan
Nama utama atau nama keluarga yang diikuti dengan singkatan, ditulis sebagai nama yang menyatu.
Contoh : Mawardi A.I. ditulis : Mawardi, A.I.
William D. Ross Jr., ditulis Ross Jr., W.D.

c. Nama dengan garis penghubung
Nama yang lebih dari dua kata tetapi merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dirangkai dengan garis penghubung.
Contoh : McDouglas ditulis: McDouglas, R.
Hassan El-Bayanu ditulis: El-Bayanu, H.
Edwin van de Sart ditulis: van de Sart, E.

d. Penulisan gelar kesarjanaan
Gelar kesarjanaan dan gelar lainnya tidak boleh dicantumkan dalam penulisan nama, kecuali dalam ucapan terima kasih atau prakata.


e. Gunakan istilah “anonim” untuk referensi tanpa nama penulis

f. Dalam daftar pustaka, semua nama penulis harus dicantumkan tidak boleh menggunakan dkk. atau et al.


Contoh Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1992, HyperchemTM Release 3 for Windows : Manual, Autodesk Inc., Tulsa.

Boyce, W., and Diprima, R., 1977, Elementary Differential Equations and Boundary
Value Problems, 3rd ed., Wiley, New York.

Bourbaki, N., 1966, Elements of Mathematics: General Topology, PartI, Addison-
Wesley Publishing Company, Paris.

Bowers, JR. N. L., Gerber, H.U., Hickman, J.C., Jones, D.A., and Nesbitt, C.J., 1997,
Actuarial Mathematics, The Society of Actuaries, Illinois.

Brauer, F. and Castillo-Chavez, C., 2001, Mathematical Models in Population
Biology and Epidemiology, Springer-Verlag, Inc., New York, New York.

Cheney, W., 2001, Analysis for Applied Mathematics, Springer, New York.

Dai, L., 1989, Lecture Notes in Control and Information Sciences: Singular Control
System, Springer-Verlag, Inc., New York.

Durbin, J.R., 1979, Modern Algebra: An Introduction, John Wiley & Sons, Inc.,
Canada.

Hirsch, M. and Smale, S., 1974, Differential Equations, Dynamical Systems, and
Linear Algebra, Academic Press, Inc., London.

Horn, R. A. and Johnson, C. R., 1999, Matrix Analysis, Cambridge University Press,
Cambridge.

Husna, A., 2002, Sistem Linear dan Beberapa Aplikasinya, Skripsi, Jurusan
Matematika FMIPA UGM, Yogyakarta.

Lang, S., 1997, Undergraduate Analysis, Springer-Verlag, Inc., New York.

Lee P.Y., 1989, Lanzhou Lectures on Henstock Integration, World Scientific,
Singapore.

Lee P.Y. & Výborný, R., 2000, The Integral: An Easy Approach after Kurzweil and
Henstock, Cambridge University Press, Cambridge.

Leung, D.H. and Tang, W., 2000, Functions of Baire Class One,
http://www.arXiv:math.CA/0005013v1, 2 May 2000, diakses 12 Nopember
2007.

Malik, S.C. and Arora, S., 1992, Mathematical Analysis, 2nd. Edition, John Wiley &
Sons, New York.

Nagle, R. K., Saff, E. B., and Snider, A. D., 2004, Fundamentals of Differential
Equations and Boundary Value Problems, Pearson Education Inc., Boston.
Nayfeh, A. H. and Balachandran, B., 1995, Applied Nonlinear Dynamics: Analytical, Computational, and Experimental Methods, John Wiley and Sons, Inc., New York.

Pochet, Y. and Wolsey, L. A., 2006, Production Planning by Mixed Integer Programming, Springer, USA.

Ross, S.L., 1984, Differential Equations, John Wiley and Sons, Inc., Singapore.

Salmah, 2006, Aplikasi Permainan Dinamis Linear Kuadratis Sistem Deskriptor pada Interaksi Fiskal di EMU, Prosiding Konferensi Nasional Matematika XIII UNNES, 24 – 27 Juli 2006, hlm. 815 – 821.

Widodo, 2006, Asymptotical Stability of Frobenius-Perron Operator Induced by
Expanding Piecewise Linear Function, Journal of the Indonesian
Mathematical Society, Vol. 12 No. 1, April 2006, pp. 73 – 82.
Sumber :
Google.com

Kamis, 27 Oktober 2011

Penalaran dan Metode Ilmiah

Pengertian Penalaran menurut konteks umum

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Penalaran menurut pemahaman penulis ( saya )

Lebih ringkasnya dan lebih jelasnya menalar adalah suatu proses dimana logika kita bermain untuk menyerap dan menangkap sesuatu menjadi sebuah pemahaman yang dapat dimengerti, dengan terbentuknya suatu konsep yang sama antara sesuatu yang ingin disampaikan dengan yang kita pahami.

Ada dua jenis dalam metode menalar

1. Metode Deduktif

Menalar didasarkan pada penjelasan konteks umum dari sebuah tema tertentu yang ingin dijelaskan kemudian dilakukan penjabaran-penjabaran yang lebih detail dari konteks utamanya. Lebih jelasnya metode induktif menjabarkan hal-hal umum yang kemudian diikuti dengan hal-hal khusus dari suatu tema tertentu.

Contoh;

o Manusia ciptaan Tuhan

o Rizki adalah manusia

o Rizki termasuk ciptaan Tuhan

2. Metode Induktif

Metode berpikir induktif berlawanan dari metode deduktif yang telah dijelaskan sebelumnya. Metode induktif menjelaskan hal-hal yang bersifat khusus terlebih dahulu, baru kemudian diakhiri dengan penjelasan konteks umum dari suatu tema tertentu.

Contoh;

o Manusia Membutuhkan makanan

o Hewan membutuhkan makanan

o Tumbuhan membutuhkan makanan

o Semua makhluk hidup membutuhkan makanan

Langkah-langkah dalam metode ilmiah

Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah harus mengikuti langkah-langkah tertentu. Marilah lebih dahulu ditinjau langkah-langkah yang diambil oleh beberapa ahli dalam mereka melaksanakan penelitian.
Schluter (1926) memberikan 15 langkah dalam melaksanakan penelitian dengan metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1.Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.
2.Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-malalah yang ingin dipecahkan.
3.Membangun sebuah bibliografi.
4.Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
5.Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.
6.Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hu-bungannya dengan data atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung.
7.Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok dasar dalam masalah.
8.Menentukan apakah data atau bukti yang dipertukan tersedia atau tidak.
9.Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak.
10.Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.
11.Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa.
12.Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.
13.Mengatur data untuk persentase dan penampilan.
14.Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).
15.Menulis laporan penelitian.
Dalain melaksanakan penelitian secara ilmiah. Abclson (1933) mcmberikan langkah-langkah berikut:
1.Tentukan judul
Judul dinyatakan secara singkat.
2.Pemilihan masalah
Dalam pemilihan ini harus:
a)Nyatakan apa yang disarankan oleh judul.
b)Berikan alasan terhadap pemilihan tersebut. Nyatakan perlunya diselidiki masalah menurut kepentingan umum.
c)Sebutkan ruang lingkup penelitian. Secara singkat jelaskan materi. situasi dan hal-hal lain yang menyangkut bidang yang akan diteliti.
3.Pemecahan masalah
Dalain niemecahkan masalah harus diikuti hal-hal berikut:
a)Analisa harus logis. Aturlah bukti dalam bnntuk yang sistematis dan logis. Demikian juga halnya unsur-unsur yang dapat memecahkan masalah.
b)Proscdur penelitian yang digunakan harus dinyatakan secara singkat.
c)Urutkan data, fakta dan keterangan-keterangan khas yang diperlukan.
d)Harus dinyatakan bagaimana set dari data diperoleh termasuk referensi yang digunakan.
e)Tunjukkan cara data dilola sampai mempunyai arti dalam memecahkan masalah.
f)Urutkan asumsi-asumsi yang digunakan serta luibungannya dalam berbagai fase penelitian.
4.Kesimpulan
a)Berikan kesimpulan dari hipotesa. nyatakan dua atau tiga kesimpulan yang mungkin diperoleh.
b)Berikan implikasi dari kesimpulan. Jelaskan bebernpa implikasi dari produk hipotesa dengan memberikan beberapa inferensi.
5.Berikan studi-studi sebelumnya yang pernah dikerjakan yang berhubungan dengan masalah
Nyalakan kerja-kerja sebelumnya secara singkat dan berikan referensi bibliografi yang mungkin ada manfaatnya scbagai model dalam memecahkan masalah. Dari pedoman beberapn ahli di atas, maka dapal disimpulkan balnwa penelitian dengan mcnggunakan metode ilmiah sckurang-kurangnya dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
a)Merumuskan serta mendefinisikan masalah
langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan. Untuk menghilangkan keragu-raguan. masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Sampai ke mana luas masalah yang akan dipecahkan Sebutkan beberapa kata kunci (key words) yang terdapal dalam masalah Misalnya. masalah yang dipilih adalah Bagaimana pengaruh mekanisasi terhadap pendapatan usaha tani di Aceh?.
Berikan definisi tentang usaha tani, tentang mekanisasi, pada musim apa. dan sebagainya.
b)Mengadakan studi kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, step kedua yang dilakukan dalam mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. Kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindarkan olch seorang peneliti. Ada kalanya. perumusan masalah dan studi keputusan dapat dikerjakan secara bersamaan.
c)Memformulasikan hipotesa
Setelah diperoleh infonnasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang ada sangkut-pautnya dengan masalah yang ingin dipecahkan. maka tiba saatnya peneliti memformulasikan hipotesa-hipolesa unttik penelitian. Hipotesa tidak lain dari kesimpulan sementara tentang hubunggan sangkut-paut antarvariabel atau fenomena dalam penelitian. Hipotesa merupakan kesimpulan tentatif yang diterima secara sementara sebelum diuji.
d)Menentukan model untuk menguji hipotesa
Setelah hipotesa-hipotesa ditetapkan. kerja selanjutnya adalah merumuskan cara-cara untuk menguji hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang. scperti ilmu ekonomi misalnva. pcnguji’an hipotesa didasarkan pada kerangka analisa (analytical framework) yang telah ditetapkan. Model matematis dapat juga dibuat untuk mengrefleksikan hubungan antarfenomena yang secara implisif terdapal dalam hipotesa. untuk diuji dengan teknik statistik yang tersedia.
Pcngujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk keperluan tersebut. Data tersebut bisa saja data prime ataupun data sekunder yang akan dikumpulkan oleh peneliti.
e)Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesa perlu dikumpulkan. Bcrgantung dan masalah yang dipilih serta metode pcnelitian yang akan digunakan. teknik pengumpulan data akan berbeda-beda. Jika penelitian menggunakan metode percobaan. misalnya. data diperoleh dan plot-plot pcrcobaan yang dibual sendiri oleh peneliti Pada metodc scjarah ataupun survei normal, data diperoleh dengan mcngajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. baik secara langsung ataupun dengan menggunakan questioner Ada kalanya data adalah hasil pengamatan langsung terhadap perilaku manusia di mana peneliti secara partisipatif berada dalam kelompok orang-orang yang diselidikinya.
f)Menyusun, Menganalisa, and Menyusun interfensi
Setelah data terkumpul. pcneliti menyusun data untuk mengadakan analisa Sebelum analisa dilakukan. data tersebul disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa. Penyusunan data dapat dalam bentuk label ataupun membuat coding untuk analisa dengan komputer. Sesudah data dianalisa. maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data tersebut.
g)Membuat generalisasi dan kesimpulan
Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-penemuan, dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima. ataukah hiporesa tersebut ditolak.
h)Membuat laporan ilmiah
Langkah terakhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri

Karya Ilmiah adalah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.


KARANGAN ILMIAH POPULER
1. Pengertian, Ciri, dan Bentuk Karangan Ilmiah Popular
Karangan ilmiah popular atau semiilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang benar. Karangan jenis semiilmiah biasa dinamai ilmiah popular. Ciri-ciri karangan ilmiah popular:
a ditulis berdasarkan fakta pribadi,
b fakta yang disimpulkan subyektif,
c gaya bahasa formal dan popular,
d mementingkan diri penulis,
e melebihkan-lebihkan sesuatu,
f usulan-usulan bersifat argumentatif, dan
g bersifat persuasif.

KARANGAN NONILMIAH
1. Pengertian, Ciri, dan Bentuk Karangan Nonilmiah
Karangan nonilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Ciri-ciri karangan nonilmiah:
a. ditulis berdasarkan fakta pribadi,
b. fakta yang disimpulkan subyektif,
c. gaya bahasa konotatif dan populer,
d. tidak memuat hipotesis,
e. penyajian dibarengi dengan sejarah,
f. bersifat imajinatif,
g. situasi didramatisir, dan
h. bersifat persuasif.


Sikap ilmiah yang harus dimiliki mahasiswa
Para ilmuwan 10 Sikap ilmiah harus dimiliki adalah kepercayaan, rasa ingin tahu, objektivitas, kritis-pikiran, keterbukaan pikiran, cipta, berani mengambil risiko, kejujuran intelektual, kerendahan hati dan tanggung jawab. Seorang ilmuwan percaya bahwa apa pun yang terjadi di sekitar kita, ada alasan di balik itu. Dia juga menunjukkan rasa ingin tahu tentang peristiwa dan objek. Seorang ilmuwan seharusnya tidak bias tentang data ilmiah, kesimpulan, atau basis interpretasi pada bukti-bukti. Ilmuwan harus berpikiran terbuka dengan mendengarkan kritik dari nya atau teman-temannya. Hal ini sangat penting bagi seorang ilmuwan untuk datang dengan ide-ide asli dan dalam proses dapat menerima kritik bila ada kegagalan. Ketika seorang ilmuwan datang dengan ide-ide dia harus bersedia untuk berbagi informasi penting dan harus jujur tentang hal itu.Sementara para ilmuwan dianggap salah satu orang yang paling intelektual di planet ini, mereka harus menunjukkan kerendahan hati dengan kecerdasan itu dan tidak membual tentang pengetahuan dan keahlian. Hal ini juga penting bagi ilmuwan untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Rabu, 26 Oktober 2011

Tugas Bahasa Indonesia 2 “ Penyusunan Laporan “

Tugas Bahasa Indonesia 2

“ Penyusunan Laporan “

3EB06

Kelompok IV, Anggota :

Abdusy Syukur

Aqilla Tasha

Khuriyati Ningsih

Muhammad Ali

Muhammad Sodikin

Nova Nuriati Pratama

Nur Aimi

Nurul Khotimah

Riza Armindyarni

Septina Lycencia

Tisa Novita Sari

Triadin

Vera Novita

3 EB 06

Tata Cara Penyusunan Laporan

PENGERTIAN

Laporan adalah karangan yang berisikan paparan peristiwa/kegiatan yang telah dilakukan.Laporan dapat berupa laporan perjalanan, laporan kegiatan atau laporan pengamatan.Topik laporan adalah pokok yang dibicarakan atau dibahas dalam laporan.

Menurut F X Soedjadi, laporan didefinisikan sebagai :

Suatu bentuk penyampaian berita, keterangan, pemberitahuan ataupun pertanggungjawaban baik secara lisan maupun tulisan dari bawahan kepada atasan sesuai dengan hubungan wewenang ( authority ) dan tanggung jawab

( responsibility ) yang ada antara mereka.

Pentingnya Laporan Kegiatan

Laporan kegiatan merupakan alat yang penting untuk :

a. Dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan.

b. Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya.

c. Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan.

d. Data sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan dan lain-lain.

Ciri laporan yang baik :

1. Ditulis dalam bahasa yang baik dan jelas.

2. Didasarkan oleh fakta yang benar dan meyakinkan.

3. Disajikan secara lengkap.

4. Menarik dan enak dibaca.

Macam Laporan

a. Ditinjau dari cara penyampaian, terdapat :

1) Laporan lisan, disampaikan secara lesan, biasanya dilakukan hal-hal yang perlu segera disampaikan laporan lisan dapat dengan tatap muka, lewat telepon , wawancara dan sebagainya.

2) Laporan tertulis, disampaikan secara lengkap dalam bentuk tulisan.

b. Ditinjau dari bahasa yang digunakan, terdapat :

1) Laporan yang ditulis secara populer, yang menggunakan kata-kata sederhana, kadang-kadang diselingi dengan kalimat humor / lucu.

2) Laporan yang ditulis secara ilmiah, sebagai hasil peneliti. Biasanya isinya singkat tetapi padat dan sistimatis serta logis.

c. Ditinjau dari isinya, dapat dibedakan :

1) Laporan kegiatan, misalnya pelaksanaan perkemahan, pelaksanaan ujian SKU, SKK, Pramuka Garuda.

2) Laporan perjalanan, misalnya laporan wisata, pengembaraan, penjelejahan dan sebagainya.

3) Laporan keuangan, menyangkut masalah penerimaan dan penggunaan uang.

Kerangka laporan :

1. Pendahuluan

Berisi latar belakang sebuah kegiatan dilaksanakan.

Pada pendahuluan disebutkan tentang :

a. Latar belakang kegiatan.

b. Dasar hukum kegiatan.

c. Apa maksud dan tujuan kegiatan.

d. Ruang lingkup isi laporan.

2 . Isi Laporan

Pada bagian ini dimuat segala sesuatu yang ingin dilaporkan antara lain :

a. Jenis kegiatan.

b. Tempat dan waktu kegiatan.

c. Petugas kegiatan.

d. Persiapan dan rencana kegiatan.

e. Peserta kegiatan.

f. Pelaksanaan kegiatan (menurut bidangnya, urutan waktu pelaksanaan, urutan fakta / datanya).

g. Kesulitan dan hambatan.

h. Hasil kegiatan.

i. Kesimpulan dan saran penyempurnaan kegiatan yang akan datang.

3. Penutup

Pada kegiatan ini ditulis ucapan terima kasih kepada yang telah membantu penyelenggaraan kegiatan itu, dan permintaan maaf bila ada kekurangan-kekurangan. Juga dengan maksud apa laporan itu dibuat.

Hal-hal yang perlu diperhatikan

Laporan diusahakan agar :

a. Singkat dan padat.

b. Runtut atau sistimatis.

c. Mudah dipahami isinya.

d. Isinya lengkap.

e. Menarik penyajiannya.

f. Berpegangan pada fakta, data dan persoalannya.

g. Tepat pada waktunya.

Lain – lain.

a. Dalam laporan dapat dilampirkan : photo-photo kegiatan, tanda bukti, surat-surat keterangan dan sebagainya ( copy )

b. Untuk mempermudah penyusunan laporan sebaiknya tetap mengacu pada proposal yang pernah diajukan.

c. Memberikan Laporan kegiatan dengan tembusan kepada satuan/ lembaga yang terkait. ( Mabi, Kwartir, Sponsor dll

\

Penyusunan Laporan

Isi laporan hendaknya lengkap yaitu menjawab semua pertanyaan dibawah ini :

1. Apa ( What ? )

2. Mengapa ( Why ? )

3. Siapa ( Who ? )

4. Dimana ( Where ? )

5. Kapan ( When ? )

6. Bagaimana ( How ? )

Tahap-tahap Dasar Pembuatan Laporan

1. Tahap Persiapan

Pada tahap awal ini harus terjawab beberapa pertanyaan penting seperti hal apa yang akan dilaporkan. Dengan terjawabnya beberapa pertanyaan, maka akan dapat dirumuskan secara jelas latar belakang dan masalah laporan, tujuan laporan, target waktu laporan, data yang relevan untuk disajikan, dan sumber-sumber data.

2. Pengumpulan dan Penyajian Data

Dalam proses pengumpulan harus selalu mengacu pada permasalahan dan tujuan yang telah ditetapkan. Baik sumber primer maupun sumber sekunder. Setelah dikumpulkan, data itu dikelompokkan menjadi bahan utama dan data pendukung atau penunjang.

3. Sistematika Laporan

Menentukan bagian-bagian utama laporan atau lazim, kemudian sub-sub bagian laporan yang nantinya akan dijabarkan lebih lanjut dalam kalimat – kalimat.

4. Penulisan Laporan

Pada tahap penulisan laporan harus mengacu pada sistematika yang telah ditetapkan sehingga laporan tersebut dapat tersaji secara runtut, mudah dipahami, dan enak dibaca



_________________________
I added cool smileys to this message... if you don't see them go to: http://e.exps.me